REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Usai liburan musim panas, bocah 10 tahun mengejutkan teman-teman di sekolahnya. Ia ke sekolah tak lagi mengenakan celana seperti layaknya seorang anak laki-laki, melainkan mengenakan rok bagi anak gadis. Ia mengaku selama ini 'terlahir dengan jenis kelamin yang salah'.
Keputusan bocah yang tak disebutkan namanya itu didukung sang ibu. Ia menyatakan akan membiarkan anaknya berbusana perempuan dan akan secepatnya memberikan terapi blok hormon saat ia menginjak usia 12 tahun.
Dalam dunia medis, apa yang dialaminya dijelaskan melalui teori gender disporia, yaitu suatu kondisi di mana seseorang tak nyaman dengan gender saat dia dilahirkan.
Sang ibu menjelaskan, sebetulnya kecenderungan anaknya menjadi perempuan sudah terbaca sejak dia berusia 2,5 tahun. Saat itu, ia lebih suka bermain boneka Barbie ketimbang Action Man.
Beruntung, pihak sekolah mendukung keputusannya. Kepala sekolah bahkan meminta orang tua dan polisi untuk menjelaskan perubahan gender itu dan melakukan sejumlah langkah mencegah tindak bullying. "Kami menjunjung tinggi kebijakan inklusif dan bekerja keras untuk memastikan seluruh siswa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan," kata kepala sekolah.
0 comments:
Post a Comment